Ibnu Miskawaih (932-1030 M) dan pemikirannya (Catatan seorang Guru Penggerak Part 1)

Ibnu Miskawaih (932-1030 M) dan pemikirannya (Catatan seorang Guru Penggerak Part 1)

Miskawaih demikian nama besarnya, yang merupakan salah satu pemikir pendidikan Islam dalam bidang akhlak yang sangat luar biasa. Beliau merupakan intelektual muslim pertama dibidang akhlak, maka tidak aneh jika beliau dijuluki sebagai bapak filsafat etika. nama lengkapnya adalah Ahmad Ibn Muhammad Ibnu Yakub ibn Miskawaih. lahir di Rayy dan meninggal di Isfahan wilayah Iran sekitar tahun 320 – 421 H atau bertepatan dengan 932-1030 M.

Ibnu Miskawaih hidup pada zaman dinasti Buwaihi yang berfaham syiah, yang pada waktu itu menguasai puncak kekuasaan kekhalifahan bani Abbasiyah di Baghdad. Ibnu Miskawaih adalah seorang intelktual muslim yang multi talenta, beliau tidak hanya menguasai filsafat saja akan tetapi juga kimia, kedokteran, bahasa dan lain sebagainya. sudah menjadi hal yang umum, pada masa itu hampir semua intelektual muslim tidak hanya menguasai satu bidang keahlian akan tetapi lebih dari itu. ini mestinya menjadi panutan bagi generasi muslim saat ini.

Menurut Abdul Aziz Izzat, Ibnu miskawaih merupakan intelyual muslim pertama yang menggagas tentang konsep pendidikan akhlak, oleh karena itu Ibnu Miskawaih sering di sebut sebagai guru ketiga (Al-Mu’alim Al-Tsalis) setelah Al-Farabi dan Aristotels. di Indonesia khususnya dikalangan pendidkan menengah kebawah nama Ibnu Miskawaih sangat jarang terdengar. mungkin karena beliau menganut faham syi’ah. sementar masyarakat Indonesia mayoritas adalah penganut faham sunni, sehingga lebih mengenal Imam AL-Ghazali dibanding Ibnu Miskawaih.

Ibnu Miskawaih selama hidupnya mengabdikan diri di pemerintahan dinasti Buwaihi, pernah menjabat sebagai bendahara, dokter dan pustakawan. sebagai seorang intelektual muslim, maka beliau juga memiliki banyak tulisan, ada sekitar 41 tulisan Ibnu Miskawaih yang sudah dicetak. menurut Ahmad Amin semua tulisan Ibnu Miskawaih tidak lepas dari pemikirannya tentang akhlak, sehingga wajar jika beliau terkenal sebagai seorang moralis. tulisan beliau yang paling terkenal adalah Tahdib Al-AKhlak wa Tathir Al-A’raq.

Ibnu Miskawaih dalam pandangan para ulama, merupakan sosok yang mampu mengkompromikan antara agama dan filsafat. dimana agama merupakan puncak dari filsafat. meski pun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa Ibnu Miskawaih lebih condong ke pemikiran aristotels dari pada ke pemikiran Islam. akan tetapi sebenarnya ini konsep pengkompromian antara agama dan filsafat.

Terkait dengan pemikirannya dalam bidang akhlak, penulis teringat dengan sosok pemikir pendidikan Ki Hajar Dewantara. dalam pendidikan guru penggerak sosok ki Kahar dewantara adalah bapak pendidikan yang menggagas tentang pentingnya pendidikan budi pekerti. menanamkan budi pekerti sedini mungkin kepada murid sehingga kelak akan menjadi manusia-manusia yang beradab. sebab ilmu tanpa adab akan menjadi biadab.

Ada beberapa pokok-pokok penting pemikiran Ibnu Miskwaih yang penulis rangkum dalam tiga point penting, antara lain :

  1. Konsep tentang manusia
  2. Pokok keutamaan akhlak
  3. Pendidikan akhlak

Dalam konsep manusia, Ibnu Miskawaih mengambarkan tentang jiwa dan jasad manusia dan bagaimana hubungan antara keduanya. Tuhan dalam pandangan Ibnu Miskawaih menjadikan akal sebagai sebab pertama. akal-akal yang diciptakan oleh Tuhan menjadi inti dari dua alam yaitu makro cosmos (Al-Alam Al-Kabir) dan micro cosmos (Al-Alam As-saghir). oleh karena itu tidak aneh jika pemikiran tentang akal yang digagas oleh Ibnu Miskawaih tidak jauh beda dengan konsep al farabi dan aristotels dalam teori emanasi.

Dalam jiwa manusia terdapat jiwa al-natiqoh (berfikir), jiwa ini lah yang kemudian disebut berasal dari pancaran Tuhan. lebih lanjut Ibnu Miskawaih menyebutkan tiga daya jiwa yang ada dalam diri manusia, yaitu daya nafsu (An-nafs al bahamiyat)sebagai daya manusia yang paling rendah , daya berani (an-nafs al sajaiyat) sebagai daya manusia yang pertengahan dan daya berfikir (An-nafs an-natiqat)sebagai daya manusia yang paling tinggi.

Daya fikir manusia pertama kali muncul adalah daya malu, diantara tandanya adalah mulai muncul dalam diri manusia kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, dalam hal ini Ibnu Miskawaih tidak menyebutkan pada usia berapa manusia mulai muncul daya malu. akan tetapi agaknya ini mengacu kepada kesiapan manusia dalam menerima pendidikan. dalam Hadits Nabi SAW, orang tua hendaknya menyuruh anak untuk solat pada usia 7 tahun. mungkin pada usia ini lah manusia mulai muncul daya malu nya sehingga siap menerima pendidikan menuju ke arah kedewasaan.

Yang terahir terkait dengan konsep manusia dalam pandangan IBnu Miskawaih adalah konsep manusia ideal atau manusia sempurna dalam bahasa arab sering disebut Insan Kamil .

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search


Categories


Tags


There’s no content to show here yet.