Malas membaca, apalagi menulis

sebuah status menuliskan yang kalau tidak salah berbunyi begini “salah satu penyebab kemunduran umat Islam adalah malas untuk membaca”, sontak saja tulisan ini membuatku sedikit terkesima. Sebagai insan yang menyukai sejarah dan peradaban Islam, mestinya aku tidak terkesima. Tapi ada saya wong nyatanya aku terkesima kok.

disisi lain, aku membaca sebuah berita, bahwa di Finlandia sebagai sebuah negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia,mulai meninggalkan pembelajaran dengan berbasis teknologi informasi dan kembali ke membaca dan menulis secara manual kaya yang dulu-dulu itu,lantaran keseringan anak membuat gadget Malah hanya menghabiskan waktu untuk bermain game dan hal-hal yang kurang produktif.

Satu hal lagi, ternyata di Jepang yang sedang mengalami krisis populasi penduduk, ternyata anak -anak usia sekolah dasar kelas 1 sampai kelas 3 tidak langsung dijejali dengan materi pelajaran yang super njlimet layaknya di Indonesia.mereka Malah diajari Bagaimana beretika dalam kehidupan sehari-hari.

Lain lubuk lain belalang,lain pula ikannya. Sementara di sekolah di ana aku mengajar, anak-anak lebih suka bermain gadget daripada membaca buku di perpustakaan.iya kalau bermain gafget untuk belajar,membaca ebook mungkin tak masalah. Kebanyakan hanya bermain game dan sosial mรจdia. Aduh cape dech. Ironis sekali ditambah dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat.

Sedikit melihat kilas balik sejarah kemajuan peradaban Islam, di mana lahirnya banyak cendikiawan muslim tidak lepas dari kegemaran mereka dalam membaca dan bereksperimen. Baik di barat (Andalusia) mau pun di timur (Baghdad) melahirkan banyak sekali tokoh-tokoh Muslim terkemuka. Sebut saja misalnya Ibnu Sina atau avecine kalau di barat, bukunya “Qonun at-tibb” menjadi rujukan utama kedokteran di dunia, belum lagi Al-Farabi, Ibnu mIskawaih, Al-Farnas, Ibnu Batutah, Ibnu Khaldun, Ibnu Balik, Al Farahidi, Al Jabar dan lain sebagainya.

Membaca tulisan-tulisan mereka seperti tak ada habisnya, sangat memukau dan luar biasa.sungguh prestasi dan pencapaian yang sangat luar biasa. Lalui Bagaimana dengan generasi muslim sekarang,khususnya di Indonesia. Setiap hari dijejali dengan pengaruh teknologi yang lebih banyak dikonsumsi sisi negatifnya. Padahal jika kita mau memanfaatkan kemjuan teknologi dengan baik maka banyak ilmu dan pengetahuam yang akan kita dapat kan dengan mudah.

Maka semangat literasi yang digaungkan oleh kementerian pendidikan Indonesia harus kita dukung dengan segenap kemampuan kita, Bagaimana menjadi kan generasi muda indonesia melek literasi, mau membaca dan membaca. Setidaknya dengan membaca kita akan lebih tahu banyak, sehingga kedeoannya generasi kita mampu mengajsilkan karya yang luar biasa dan cita-cita menjadi generasi e mas ditahun 2045 dapat terwujud dengan baik.

wallahu a’lam Bi sawab..

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search


Categories


Tags


There’s no content to show here yet.