Deep Learning, Kurikulum atau sekedar model Pembelajaran?

Beberapa waktu ini, dunia pendidikan sedang ramai-ramainya membahas tentang konsep baru yang digagas oleh Pak Mentri Pendidikan Prof. Dr. Abdul Mu’ti yaitu tentang deep learning. meski pun sebenarnya ini bukan lah sesuatu yang baru. hanya saja mungkin baru mencuat sekarang ini. seperti halnya merdeka belajar yang di gagas menteri sebelumnya atau seperti blended learning yang baru booming setelah menjangkitnya wabah Corona di dunia. padahal konsep itu sudah lama ada.

Menarik sekali membahas konsep-konsep tersebut, khususnya bagiku yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. sangkin menariknya rasa penasaranku pun mulai terbang melayang layang diatas awan dan mencoba mencari tahu lebih dalam apa sih istimewanya deep learning, kata teman saya “istimiwirnya” sampai-sampai menjadi topik yang menggelinding cantik dalam dunia pendidikan kita. seperti hal nya blended learning yang waktu itu menjadi salah satu topik yang aku buru sampai keujung langit tertinggi…hahahahah ngaco aja yah gaes. tapi yang jelas ini sangat menarik dan membuat rasa ingin tahu lebih dalamku meronta-ronta.

sekilas dalam AI (yang kebetulan teknologi yang lagi trend) , Model pembelajaran deep learning adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam, berpikir kritis, dan pembelajaran yang lebih bermakna dan berkelanjutan. Deep learning bukan kurikulum baru, tetapi sebuah strategi pembelajaran yang membantu siswa mengembangkan kompetensi global melalui pemecahan masalah dunia nyata (AI Overview).

Deep learning atau pembelajaran mendalam beberapa reverensi sering dikaitkan dengan pembelajaran mesin, bahkan Deep learning disebut sebagai subbidang khusus dari pembelajaran mesin, pandangan baru tentang representasi pembelajaran dari data yang menekankan pada pembelajaran banyak lapisan dari representasi yang semakin bermakna. Deep learning digunakan sebagai pendekatan pembelajaran mesin untuk memecahkan deteksi objek, klasifikasi gambar dan segmentasi semantic (Attia, Hossny, Nahavandi, & Yazdabadi, 2017).

Menurut Menteri Pendidikan Nasional Abdul Mu’ti, menjelaskan bahwa deep learning merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman mendalam dan pengaplikasian konsep secara lebih baik. “Deep learning bukan sekedar menghafal atau mengerjakan soal-soal ujian, tetapi bagaimana siswa memahami konsep secara menyeluruh, mengaitkannya dengan disiplin ilmu dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata,

Pertanyaannya mengapa harus deep learning? ya mengapa? coba jawab !

Deep learning setidaknya memiliki tiga alasan point penting antara lain :

  1. Kesederhanaan, deep learning menawarkan model pembelajaran yang simpel mudah dan sederhana dengan kata lain tidak rumit tapi menyenangkan.
  2. Skalabilitas, dalam model pembelajaran deep learning ada semacam skala tertentu yang dijadikan sebagai patokan atau paramaeter untuk ketrcapain tujuan pembelajaran di sekolah.
  3. Flexibel, model pembelajaran deep learning merupakan model pembelajaran yang mudah untuk diterapkan dalam berbagai keadaan, kebutuhan dan model belajar siswa di sekolah.

Elemen-elemen deep learning :

  1. Meaningful learning
  2. Mindful learning
  3. Joyfull learning

lalu, Deep learning sebagai sebuah kurikulum baru atau hanya sebuah model pendekatan pembelajaran?

Namun demikian , dalam penerapannya sekarang seperti sesuatu yang membingungkan, apakah deep leraning akan berdiri sendiri sebagai sebuah kurikulum pengganti merdeka belajar atau kah hanya sekedar sebuah model pendekatan dalam pembelajaran? jika melihat dari konsep dasarnya dimana salah satu ciri khas deep learning adalah flexibikitas maka seyogyanya deep learning hanyalah sebuah model pendekatan pembelajaran yang kebetulan diterpakan dalam kurikulum merdeka belajar. akan tetapi jika deep learning menjadi sebuah kurikulum baru di sekolah, maka deep leraning akan mengganti kurikulum yang ada dan membuat sebuah sistem baru, dan ini akan menjadi hal yang kurang baik menerut saya, karena akan membuat sistem yang ada vakum bahkan mati dan digantikan dengan kurikulum baru yang secara implementatif belum matang untuk diterapkan.

Bersambung….mau ngopi dulu …………………..

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *