Antara Miskawaih, Al-Ghazali dan Likona

Antara Miskawaih, Al-Ghazali dan Likona

Pendidikan karakter saat ini merupakan poin penting dalam membangun moral generasi muda kedepan. ada yang membedakanya dengan istilah pendidikan nilai atau value. bahkan saat aku menyelesaikan pendidikan magister, konsep pendidikan nilai sedang ramai diperbincangkan. menarik memang ini untuk dibahas meski pun sebenanya ini bukan menu baru. sudah sejak lama karakter, nilai, moral, akhlak atau budi pekerti menjadi bagian penting dari pendidikan. bahkan sering dikatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka harus semakin baik pula perilakunya. itulah mungkin yang menyebabkan munculnya istilah kode etik. nyaris di semua bidang keilmuan memiliki kode etik tersendiri.

Dalam coretan yang sangat sederhana ini, menarik sepertinya menurut penulis sendiri untuk mengangkat pemikiran dari tiga tokoh penting yang sama-sama mengusung tentang penting karakter dalam proses pendidikan anak manusia. lagi-lagi ini bukan barang baru. mengingat ada banyak orang pintar, bahkan mungkin ada jutaan pakar yang sudah bercerita, menulis panjang lebar dan mendalam tentang tokoh besar semacam Ibnu Miskawaih (), Imam Abu Hamid Al-Ghazali () dan Thomas Licona ().

Dalam pandangan Ibnu Miskawaih (), pendidikan karakter dapat diterapkan baik di lembaga pendidikan formal mau pun non formal dengan menggunakan strategi secara makro mau pun mikro. bahkan menurut Ibnu Miskawaih tujuan pendidikan yang terpenting adalah membentuk dan menanamkan akhlak mulia dalam diri peserta didik, agar kelak bisa menjadi manusia yang baik. maka tidak aneh jika Ibnu Miskawaih merupakan salah satu cendikiawan muslim yang disebut sebagai Bapak Etika. manusia dalam pandangan Ibnu Miskawaih dapat mencapai puncak sebagai Insan kamil (manusia sempurna) yaitu dengan budi pekerti yang luhur.

Sedangkan menurut Al-Ghazali, pendidikan karakter adalah sebuah konsep pembiasaan yang dapat dimulai dengan memberikan contoh-contoh dan latihan-latihan agar terbentuk akhlakul karimah sebagai dasar pembentukan umat yang kuat dan tangguh. Al-Ghazali menekankan pendidikan Islam sebagai upaya untuk pembentukan manusia paripurna baik di dunia mau pun diakhirat. hal ini hanya bisa dicapai manakala manusia mau untuk belajar dan mengamalkannya segala ilmu yang telah dipelajari.

Menurut Thomas Lickona , sebagai perwakilan barat. pendidikan karakter memuat tiga aspek yaitu aspek pengetahuan (moral knowing), aspek perasaan (moral feeling) dan aspek tindakan (moral action).

Bersambung dulu mau ngopi…..