Beberapa hari yang lalu saya mengikuti tayangan sederhana yang sangat luar biasa di sebuah channel YouTube tentang bagaimana orang-orang memandang dan memperlakukan uang, ya tentang uang sekali lagi tentang uang. Sangat inspiratif sekali dan menggugah jiwa kelelakianku.
Saya yakin di dunia ini tidak ada orang yang tidak butuh uang. Ada orang yang bekerja mati-matian siang dan malam demi mendapatkan uang. Ada juga yang bersemboyan ” uang bukan segala-gala nya, tapi segala-galanya butuh uang”. Dalam kehidupan sehari-hari pun terkadang uang itu menjadi simbol status sosial, orang yang uangnya banyak maka akan banyak pula yang mendekatinya. Tetapi bagaimana orang memiliki pola pikir yang tepat tentang uang itu adalah hal yang sulit, tidak semua orang paham dan mengerti bagaimana membangun dan mengelola pola pikir tentang uang.
Pola pikir yang salah atau keliru akan menyebabkan seseorang itu susah untuk menjadi kaya atau beruang, yang ada Justru malah semakin kekurangan, meskipun secara hitungan finansial gajinya sudah tinggi. Fenomena ini juga mungkin yang menjangkit beberapa petinggi negara untuk melakukan tindakan korupsi, maka dari itu perlu kiranya kita untuk bisa memahami atau mempelajari pola pikir kita tentang uang.
Secara umum, ada tiga pola pikir yang saya pelajari dari sebuah channel YouTube yang sangat luar biasa, antara lain:
- Pola pikir berkekurangan vs pola pikir berkelimpahan.
- Pola pikir konsumtif vs pola pikir investor.
- Pola pikir tetap vs pola pikir bertumbuh.
Menurut Saya, ketiga pola pikir itu sangat mempengaruhi bagaimana kita memperlakukan uang dan bagaimana uang memperlakukan Kita. Ketiga pola pikir itu menentukan juga mentalitas kita, Apakah kita bermental miskin ataukah kita bermental Kaya?. Semua jawabannya ada pada diri kita sendiri.
Dari pelajaran ini, Saya justru tertarik untuk menerapkannya di dalam dunia pendidikan sebagaimana profesi yang selama ini saya tekuni. Ada baiknya membangun mental dan pola pikir itu ditanamkan sedini mungkin terutama kepada para siswa dan siswi di Sekolah. Mengapa demikian? Sebab di dalam diri mereka masih sangat mudah untuk ditanamkan mental dan pola pikir yang positif.
Yang pertama, pola pikir berkekurangan atau pola pikir berkelimpahan.
Ini sangat perlu ditanamkan di dalam diri siswa bagaimana mereka memiliki pola pikir terhadap uang yang bergelimpahan dan bukan berkekurangan. Pola pikir berkekurangan akan menyebabkan siswa merasa dirinya selalu kurang efeknya adalah mereka kurang bersyukur sehingga apa yang mereka miliki tidak akan bisa berkembang. Maka menanamkan pola pikir tentang uang bergelimpahan harus ditanamkan sedini mungkin, dalam pola pikir belum berkelimpahan siswa akan menganggap bahwa ia tidak akan pernah merasakan kekurangan jika ia mampu mengelola keuangan dengan baik. sebagaidemikian siswa yang berpola pikir berkelimpahan maka ia akan menggunakan uangnya dengan baik salah satunya adalah dengan bersedekah atau membantu orang lain Kenapa demikian? Bukankah ini akan mengurangi keuangan siswa? Itu justru pandangan yang salah siswa yang memiliki mental berkelimpahan ia tahu bagaimana ia akan mendapatkan kembali uang uang tidak akan berhenti ketika tidak dipakai atau uang tidak akan habis ketika ia sedekahkan ya justru akan tahu bahwa uang itu akan datang kembali dengan apa dengan Segala potensi dan skill-nya, ia tahu bagaimana ia dapat menghasilkan uang kembali sehingga mentalnya akan selalu cukup positif ketika uangnya habis dia yakin bahwa uang akan datang kembali yang disebut sebagai mental bergelimpahan. Pola pikir seperti ini harus ditanamkan kepada siswa sedini mungkin agar kelak ketika ia hidup di dalam dunia yang nyata ia dapat mengelola dan memanajemen sumber keuangannya sehingga keberlimpahan akan selalu menyertainya.
Yang Ke dua, pola pikir konsumtif vs pola pikir investor.
Seorang pendidik harus mampu mengajarkan tentang pola pikir konsumtif vs pola pikir investor
. Pola pikir konsumtif akan cenderung bersifat destruktif dan negatif, sebab pola pikir ini akan mengajarkan kepada siswa ketika memiliki uang maka ia akan berpikir Apa yang bisa saya beli? Bagaimana saya menghabiskan uang Ini? Tempat mana yang layak untuk saya kunjungi? Besok kita akan traveling ke mana Ya? Pola pikir Pola pikir seperti ini bukanlah pola pikir yang produktif ini adalah pola pikir yang konsumtif yang cenderung akan membuat uang itu cepat habis dan Bar lalu. Pola pikir konsumtif akan sangat berbahaya jika menjangkit pada generasi muda bangsa ini akan sangat membahayakan diri mereka dan bangsa mereka kelak di kemudian hari karena mental-mental konsumtif itu akan membuat negara menjadi bangkrut dan miskin. Sebaliknya seorang guru atau pendidik harus menanamkan di dalam diri siswa untuk menjadi siswa yang berpola pikir investor, pola pikir investor itu adalah pola pikir bagaimana ia bisa memanfaatkan uang yang mereka miliki sebagai contoh misalnya dalam lingkup yang lebih kecil di sekolah siswa diajarkan untuk Bagaimana mengelola sebuah operasi sekolah misalnya Bagaimana menabung berinvestasi di koperasi siswa atau siswa diajarkan Bagaimana cara berbisnis baik menjadi bisnis online langsung atau menjadi franchise atau menjadi apa ya itu namanya ya dropshipper, sehingga uang yang mereka miliki tabungan yang mereka miliki bisa diputar untuk menghasilkan uang yang lebih banyak. Jika mental ini diterapkan kepada siswa maka ini sangat bagus sekali setelah mereka selesai dari bangun sekolah mereka bisa menjadi bisnisman bisnisman atau investor-investor. Jadi mari kita tanamkan di dalam diri siswa itu untuk menjadi investor mereka mampu mengelola keuangan mereka dengan baik kelak di kemudian hari.
Yang Ketiga, pola pikir tetap ( fixed mindset) vs pola pikir tumbuh( grow mindset).
Pola pikir tetap cenderung lebih nyaman pada. Yang sudah ia miliki dengan kata lain ia akan berhenti pada zona nyaman. Menganggap semuanya sudah selesai dan tidak perlu lagi untuk melakukan inovasi. Sedangkan pola pikir tumbuh ia akan selalu belajar dan belajar untuk membaca peluang yang ada, orang yang berpola pikir tumbuh akan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman selalu belajar di manapun dan dalam posisi apapun ia berada.
Dalam dunia pendidikan seorang guru harus memiliki pola pikir yang tumbuh, posisi guru bukanlah posisi zona nyaman guru bukanlah makhluk yang final pengetahuannya dan serba tahu, tetapi justru di sinilah guru harus terus belajar belajar dan belajar.
Pola pikir seperti ini harus ditularkan kepada siswa-siswa di Sekolah, tujuannya agar mereka tidak berhenti pada satu titik saja dan merasa berada pada zona nyaman, tetapi mereka diajarkan untuk berpikir kreatif inovatif dan efektif. Siswa yang berpola pikir tumbuh maka dia akan terus belajar dan belajar, menyukai hal-hal baru dan tantangan-tantangan baru. Karena di dalam hal-hal baru dan tantangan baru disitulah ilmu akan muncul.
Kemampuan siswa untuk untuk terus belajar dan belajar akan berbanding lurus dengan income yang akan mereka dapat. Semakin banyak skill yang dikuasai oleh para siswa maka ini akan memberikan peluang keuangan kepada tersebut. Guru harus mengajarkan kepada siswa agar tidak puas pada satu pencapaian saja tetapi mengajarkan kepada mereka untuk selalu belajar dan belajar tentang hal-hal yang baru.
Jika sedini mungkin siswa diajari pola pikir tumbuh khususnya dalam bidang keuangan maka akan menjadikan mereka lebih kreatif dalam mengelola sumber keuangan Mereka. Siswa yang berpola pikir tumbuh akan senantiasa mengasah dan mengembangkan kemampuan mereka untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Demikianlah pemaparan tentang implementasi pola pikir pengelolaan keuangan di sekolah mudah-mudahan kita bisa menerapkan dengan baik pola pikir ini sehingga tumbuh di dalam diri siswa mindset mindset positif Bagaimana mengelola dan memanfaatkan sumber keuangan yang mereka miliki kelak di kemudian hari setelah hidup di dalam masyarakat secara umum. Sampai jumpa di lain kesempatan akhir kalam wabillahi taufik wal hidayah Wal Inayah wallahualam Bishawab.