Satu hal yang menarik ketika berbicara tentang pendekatan deep learning adalah konsep tentang growth mindset atau mindset tumbuh pola pikir tumbuh. Bagi saya Ini adalah sesuatu banget, sebab jauh sebelum pendekatan Deep learning dikenalkan oleh menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia bapak Abdul Mukti, saya sudah tertarik untuk mempelajari tentang pola pikir tumbuh atau growth Mindset.
Keresahan saya bermula ketika melihat fenomena pendidikan di Indonesia, di mana di dunia pendidikan kita sering sekali gonta-ganti Kurikulum, bergonta-ganti pendekatan, bolak-balik pelatihan untuk guru-guru dan tenaga kependidikan di Indonesia, namun Sangat disayangkan pelatihan-pelatihan workshop workshop yang telah dilakukan sampai saat ini saya sendiri belum melihat hasil yang memuaskan untuk implementasi di lapangan.
Di beberapa tulisan saya yang lalu saya mencontohkan program profesi guru atau PPG mestinya menjadi ajang untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme guru dalam mengajar, tetapi kenyataannya ketika sudah sampai di sekolah ilmu yang didapatkan dari pelatihan-pelatihan itu sangat sedikit sekali yang diimplementasikan di Sekolah. Cara mengajarnya masih seperti biasa-biasa saja tidak ada perubahan yang signifikan apalagi kreatif dan inovatif. Saya melihat program ini hanya sekedar untuk lulus dan mendapatkan tunjangan profesi, tetapi tidak diimbangi dengan profesionalisme guru di lapangan.
Lebih jauh lagi ketika muncul satu program yang sebenarnya sangat bagus yaitu program guru penggerak. Program guru penggerak memberikan bekal kepada para guru terpilih untuk menjadi agen penggerak di sekolah masing-masing, di mana di era Merdeka belajar guru penggerak memiliki peran yang sangat penting di dalam menggerakkan dan melakukan perubahan dalam dunia Pendidikan. Ketika saya mengikuti program Ini, jujur saya akui sangat luar biasa baik dari materinya maupun dari cara implementasinya di lapangan. Akan tetapi kekecewaanku pun muncul ketika alumni-alumni guru penggerak pun tidak semuanya mau bergerak, bahkan semboyan yang sering didengungkan “tergerak-bergerak dan menggerakkan” itu seolah-olah hanya semboyan saja. Tetapi di lapangan pun masih biasa-biasa saja. Apalagi ketika program guru penggerak resmi dibubarkan oleh menteri pendidikan bapak Abdul Mukti. Ini seolah-olah menjadi suntik mati terhadap kreativitas dan produktivitas serta semangat dari beberapa guru penggerak yang masih menyala.
Program guru penggerak kemudian dikembalikan ke program lama yaitu pelatihan kepemimpinan, yang sebelumnya sudah ada dan diberikan kepada guru-guru yang minat untuk menjadi kepala Sekolah. Padahal seyogianya menurut saya guru penggerak itu Justru lebih luas bila dibandingkan dengan hanya sebuah pendidikan atau pelatihan kepemimpinan.
Kembali ke tema awal, tentang deep learning dan growth Mindset. Dari awal saya berpikir bahwa yang terpenting itu bukanlah pergantian kurikulum, pergantian model atau pergantian pendekatan dalam pembelajaran. Berangkat dari keresahan yang saya tulis di atas, yang terpenting adalah bagaimana merubah pola pikir guru dari pola pikir tetap atau (fixed Mindset) menuju pola pikir tumbuh atau (growth Mindset). Dalam pendekatan the learning konsep pola pikir tumbuh sangat menarik bagi Saya. Mestinya pola pikir Inilah yang harus ditanamkan di dalam diri setiap pendidik, sebab seberapa bagus pun sebuah pendekatan dan sebuah kurikulum jika pola pikir pendidiknya statis maka tidak akan berarti apa-apa tidak akan berdampak pada pendidikan di Sekolah. Akan tetapi sebagaimana kita ketahui bahwa membangun pola pikir tumbuh itu bukan sesuatu yang mudah. Membangun pola pikir tumbuh dibutuhkan kemauan dan tekad yang kuat untuk berubah.
Sedikit mengutip apa yang dikatakan oleh Robert sternberg bahwa faktor terpenting yang menentukan Bagaimana seseorang mencapai keahlian tertentu bukanlah kemampuan yang sudah melekat sebelumnya, melainkan usaha keras dengan maksud yang jelas. Nah, dari sini jelas bahwa mindset tumbuh dapat dikembangkan dengan usaha yang keras, apalagi jika yang dihadapi adalah orang-orang yang pola pikirnya statis dan tidak mau berubah. Diperlukan semangat untuk mengembangkan diri dan tetap melakukannya sekalipun ketika keadaan tidak berjalan dengan baik ini merupakan salah satu tanda dari mindset tumbuh. Pola pikir ini yang memungkinkan orang-orang untuk berkembang ketika mengalami masa-masa paling menantang dalam hidup Mereka. Semangat ini harus dimiliki oleh seorang pendidik, dan ditularkan kepada peserta didik di Sekolah.
Sampai di sini Apakah kita sudah siap untuk merubah pola pikir Kita?
Selanjutnya, apa yang baru dalam konsep mindset tumbuh ini?
Di dalam pola pikir tumbuh Tertanam dua hal penting yaitu risiko dan usaha orang-orang dengan mindset tumbuh selalu berani mengambil resiko dan akan selalu berusaha untuk berhasil serta mengembangkan kembali apa yang telah didapatnya. Pendidik dengan pola pikir tumbuh tidak akan puas hanya dalam satu pencapaian saja tetapi ia akan terus berusaha untuk mengembangkannya dan terus serta terus-menerus.
Benjamin Barber seorang sosiolog terkemuka pernah berkata ” saya tidak membagi dunia menjadi yang lemah dan yang kuat, atau sukses dan gagal, Saya membagi dunia menjadi pembelajar dan bukan pembelajar” dengan kata lain sekalipun kita adalah seorang pendidik tetapi ketika kita berhenti untuk belajar maka kita berada pada zona pola pikir tetap, tetapi sebaliknya apabila kita terus dan terus untuk belajar maka kita berada pada pola pikir tumbuh. Kenyataan ini hanya bisa dipahami oleh diri kita sendiri sebagai seorang pendidik.
Pembelajaran mendalam adalah sebuah pendekatan yang sangat menarik dengan titik tumpu 3 komponen penting yaitu Mindfull,meaningful dan Joyful learning. Ketiga komponen ini memiliki peranan penting dalam pendekatan deep learning. Ketiga komponen ini akan dapat berkembang jika pendidik dan peserta didik memiliki pola pikir tumbuh. Mengapa demikian? Karena pola pikir tumbuh tidak hanya berorientasi pada hasil tetapi juga berorientasi pada proses. Orang-orang dengan pola pikir tumbuh memiliki pikiran-pikiran yang positif alias positif thinking, pikiran-pikiran positif inilah yang akan mampu menggerakkan otak dan pikiran kita. Pendidik dan peserta didik yang memiliki akan cenderung memiliki pikiran-pikiran yang positif dan membuang pikiran-pikiran negatif, karena pikiran negatif adalah sumber penyakit.
Jika lingkungan sekolah dipenuhi dengan pola pikir tumbuh maka saya yakin di Indonesia akan maju generasi emas di tahun 2045 akan sangat mudah tercapai bahkan mungkin sebelum sampai pada 2045.
Maka melalui tulisan ini saya mengajak semuanya khususnya para pendidik untuk merubah pola pikirnya menjadi pola pikir yang tumbuh, sehingga kreativitas dan inovasinya dapat selalu tumbuh dan berkembang. Lebih jauh lagi agar menularkan kepada peserta didik untuk berpikir atau berpola pikir tumbuh melatih sedini mungkin menumbuhkan pola pikir tumbuh di dalam jiwa peserta didik. Sehingga mental mereka terbentuk dan menjadi pribadi-pribadi yang kreatif dan inovatif khususnya untuk kehidupan mereka ke depan dan umumnya untuk bangsa Indonesia yang kita cintai ini.
Demikian paparan saya tentang jeble learning dan grow mindset dalam dunia pendidikan kita. Terima kasih atas atensinya sampai jumpa di tulisan berikutnya.